Sultan HB X: Yogyakarta Harus Menjadi Kota Kerajinan Kayu dan Mebel
"Pameran ini menargetkan transaksi sebesar US $ 300 juta," katanya. Sementara itu, Ketua Komite JIFFINA 2017, Endro
Wardoyo mengatakan, pameran yang akan digelar di Jogja Expo Center (JEC) pada 13-16 Maret 2017 ini, akan dikunjungi sekitar 4.000 pembeli.
(pembeli) lebih dari 60 negara. "Bahan baku dan kapabilitas perancang yang bisa memenuhi permintaan negara tujuan akan
membuat produk menarik banyak pembeli dari berbagai negara, "kata Sultan Yogyakarta - Jika Boyolali Jawa Tengah bisa menjadi
Kota Tembaga dan Kerajinan Kuning, maka Yogyakarta juga harus menjadi Kota Kerajinan Kayu dan Mebel. Alasannya, Yogyakarta
memiliki perangkat untuk mewujudkannya. Sultan mengatakan, Indonesia memiliki modal besar dalam bentuk bahan baku dan kualitas melimpah. Sementara
Yogyakarta memiliki desainer yang handal untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, industri mebel Yogyakarta bisa berperan dalam
tingkat global. Bahkan Indonesia pun berkesempatan memenangkan kompetisi. Sultan berharap JIFFINA yang akan berlangsung pada Maret 2017
Seharusnya dipersiapkan untuk menyambut baik jumlah wisman yang akan membanjiri Yogyakarta karena akan membuka Bandara Internasional di Jakarta
Kulonprogo, DIY. Dikatakan tahun lalu, pameran tersebut mampu menarik sebanyak 449 pembeli dari 42 negara. Yakni didominasi oleh
Perancis dengan 17 persen, Amerika Serikat 14 persen, Australia 13 persen, Nederland 11 persen, dan Jerman 10 persen. "Bulan depan
Presiden RI Joko Widodo akan meluncurkan Boyolali sebagai Metal Craft City, mengapa Yogyakarta tidak bisa menjadi Kota Kerajinan Kayu dan
Furniture ", ungkap Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat meluncurkan Jogjakarta International
Perabotan dan Craf Fair Indonesia (JIFFINA) di hotel Ambarukmo, Yogya, Selasa (27/12) malam.Baca juga: plakat wisuda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar